Mencoba kembali blogging setelah sekian lama overwhelmed karena kuliah, kerja, dan keambisiusan untuk segera S2.
Kerasa banget, sekarang udah 2 bulan kerja dan ngekos di Surabaya. Sudah 2 bulan juga, tiap bangun buat sholat shubuh, setelahnya mata masih tetep mentereng nggak bisa tidur. Padahal kalo di Malang, habis sholat shubuh bisa tidur lagi sampe 30 menit sebelum siap-siap buat berangkat kerja. *Menghela nafas panjang*
Karena mata tetep melek, alhasil cuma bisa killing time dengan buka Instagram, terus scroll sampe postingan terakhir yang kemarin udah dilihat. Lanjut buka Path, scroll. Udah, gitu terus sampe jam 7. Tapi tapi tapi....hari ini ada yang sedikit beda. Sebenernya skemanya hampir sama: Sholat shubuh-melek-buka Instagram, scroll-buka Path,scroll..daaaan stop di sebuah moment. Salah satu sahabat checked in sama posting foto sambil dikasih caption: "Tayang-tayangkuu". Disitu ada sih keterangan tagged friendsnya. Oh, ternyata dia pergi sama sahabat yang lain. Oh, dia pergi sama si ini. But wait! Siapa nih si ini? Nggak pernah tau. Setelah mengingat-ingat beberapa detik, oh, si ini itu yang kemarin juga ikut meet up.
Hati udah ngerasa nggak enak banget. Perasaan campur aduk. Rasanya sebel lihat sahabat bisa meet up sama sahabat yang lain. Rasanya sebel banget lihat caption yang so intimate dan aku nggak termasuk di dalamnya. Rasanya pengen marah lihat ada orang lain yang nggak tau siapa itu, ada di postingan itu, menjadi bagian dalam caption, dan yang paling penting..bisa meet up sama mereka. I do feel like "Girl, sincerely, you have stolen mine. And girl, honestly, you don't fucking deserve that".
Tapi..kalo dipikir-pikir lagi, aku emang nggak punya hak buat sebel ataupun marah. Karena aku sendiri yang bilang kalo aku nggak punya uang. Aku nggak punya uang *echoing million times*
Yah, sebenernya punya sih uang, tapi cuma cukup buat primary needs. *Menghela nafas panjang*
Now, siapa yang lancang nan nyinyir bilang "Money can't buy happiness"? That's totally bullshit, you asshole". Faktanya, uang sudah berhasil membeli some parts of my happiness.
Diketik pagi hari, saat emosi menyebabkan rasa sedih tak terperi *lebay* *biar berima*
Kerasa banget, sekarang udah 2 bulan kerja dan ngekos di Surabaya. Sudah 2 bulan juga, tiap bangun buat sholat shubuh, setelahnya mata masih tetep mentereng nggak bisa tidur. Padahal kalo di Malang, habis sholat shubuh bisa tidur lagi sampe 30 menit sebelum siap-siap buat berangkat kerja. *Menghela nafas panjang*
Karena mata tetep melek, alhasil cuma bisa killing time dengan buka Instagram, terus scroll sampe postingan terakhir yang kemarin udah dilihat. Lanjut buka Path, scroll. Udah, gitu terus sampe jam 7. Tapi tapi tapi....hari ini ada yang sedikit beda. Sebenernya skemanya hampir sama: Sholat shubuh-melek-buka Instagram, scroll-buka Path,scroll..daaaan stop di sebuah moment. Salah satu sahabat checked in sama posting foto sambil dikasih caption: "Tayang-tayangkuu". Disitu ada sih keterangan tagged friendsnya. Oh, ternyata dia pergi sama sahabat yang lain. Oh, dia pergi sama si ini. But wait! Siapa nih si ini? Nggak pernah tau. Setelah mengingat-ingat beberapa detik, oh, si ini itu yang kemarin juga ikut meet up.
Hati udah ngerasa nggak enak banget. Perasaan campur aduk. Rasanya sebel lihat sahabat bisa meet up sama sahabat yang lain. Rasanya sebel banget lihat caption yang so intimate dan aku nggak termasuk di dalamnya. Rasanya pengen marah lihat ada orang lain yang nggak tau siapa itu, ada di postingan itu, menjadi bagian dalam caption, dan yang paling penting..bisa meet up sama mereka. I do feel like "Girl, sincerely, you have stolen mine. And girl, honestly, you don't fucking deserve that".
Tapi..kalo dipikir-pikir lagi, aku emang nggak punya hak buat sebel ataupun marah. Karena aku sendiri yang bilang kalo aku nggak punya uang. Aku nggak punya uang *echoing million times*
Yah, sebenernya punya sih uang, tapi cuma cukup buat primary needs. *Menghela nafas panjang*
Now, siapa yang lancang nan nyinyir bilang "Money can't buy happiness"? That's totally bullshit, you asshole". Faktanya, uang sudah berhasil membeli some parts of my happiness.
Diketik pagi hari, saat emosi menyebabkan rasa sedih tak terperi *lebay* *biar berima*