please feel free to Take Action For Your Great Passion

Pertengahan Juni 2013. Sangat tertanam kuat di hati dan pikiran, Rapat Besar Perdana ESC 2013. Bisa kalian bayangkan, seorang aku, dipilih jadi ketua pelaksana lomba sebesar dan seberat itu. Lomba debat, speech, dan stortel bahasa Inggris SMA/Univ se-Jawa Timur dan Bali. Bayangkan, AKU JADI KAPELNYA. Bayangkan, SE-JATIM DAN BALI. Bayangkan! Sedih kan?


Well, nggak mudah bagi seorang plegmatis penggemar petis seperti aku untuk melakukan terobosan inovatif aktif konklusif secara tiba-tiba selama periode waktu tertentu dalam gaya hidup yang gitu-gitu aja. Rasanya kayak tiba-tiba kamu dapet surat wasiat dari kakek buyutmu dan di surat itu disebutkan bahwa sebenernya kamu adalah keturunan power ranger pink dan sudah saatnya kamu untuk menyelamatkan dunia....

Sehari sebelum rapat besar ESC, malam harinya aku totally nggak bisa tidur. Aku yang nggak pernah angkat tangan kalo dosen bilang "ada pertanyaan/sanggahan", aku yang nggak pernah interupsi di semua situasi dan kondisi -plegmatis cinta damai bro-, aku yang selalu sembunyi di belakang laptop setiap presentasi di kelas. Bingung banget pas rapat mau ngomong apa, mau pake bahasa apa, mau pakai baju apa, mau pake muka yang mana. Walaupun setahun sebelumnya aku jadi panitia ESC, jujur aku nggak dikasih hal-hal atau patokan-patokan atau petuah-petuah yang cukup mumpuni dari kapel sebelumnya. Intinya, nervous banget banget banget.

Saat itu aku putuskan untuk melakukan rapat besar dua minggu sekali dan tiap divisi wajib melakukan rapat internal seminggu sekali. Semua itu berlangsung selama lima bulan saja. Kebayang kan betapa enegnya panitia yang terdiri 77 orang itu ngeliat wajahku? Sering banget di kampus kalau ketemu adik tingkat yang sama-sama panitia ESC, padahal niatnya cuma mau nyapa dan tanya apa kabar, mulut baru aja kebuka setengah eh si adik tingkat yang unyu-unyu langsung nyamber "Hai mbak Sasmi iya inget kok rapat hari Selasa jam 6 di 2.4 kan oke deh dada mbak". Sering banget di kampus ketemu temen satu angkatan yang sama-sama panitia ESC, padahal niatnya cuma tanya kelas tambahan kapan dan dimana, mulut baru aja mau kebuka eh si temen satu angkatan lamis banget langsung nyerocos "Apa? iya tau progress sama juri debat udah beres terus wahyu juga udah aku suruh pinjem ruangan terus aku juga kemarin udah rapat sama staffku pokoknya semuanya udah beres sebelum deadline yang kamu kasih oke aku kelas dulu ya dada". Fine.

Dengan susah payah menghadapi ratusan halangan dan rintangan yang silih berganti, alhamdulillah wasyukurillah bisa dibilang ESC tahun ini sukses berat!! Dengan kapel yang mamel berat!!!....
Benar adanya banyak orang-orang sukses bilang kalau kita jangan berpuas diri dengan apa yang telah kita alami dan lakukan. Karena sebenarnya setiap manusia itu seperti gletser, kecil dan dan sempit di permukaan tapi bisa jadi sanagt besar dan luas dibawah permukaan. Teruslah menggali apa yang ada di dalam dirimu, karena saat ini mungkin kamu tidak akan pernah bisa membayangkan apa yang akan kamu lakukan di masa depan, sesuatu hal yang bahkan "nggak elo banget". Jual kembang di kuburan Samaan misalnya.

Terima kasih banyak buat Kahim, wakahim, kadep-kadep, dan pengurus harian ESA yang telah melakukan banyak pertimbangan dan tentunya perdebatan sangit sehingga dengan bulat memutuskan bahwa Akulah yang paling layak untuk menjadi kapel ESC. Bahwa akulah yang paling layak untuk diberi kesempatan untuk melihat, merasakan dan membuktikan seberapa besar dan luas gletser-di-bawah-permukaanku.

Terima kasih banyak buat semua panitia ESC 2013, kalian sangat hebat. Terima kasih buat para pegawai dekanat dan para pembuat halangan dan rintangan yang lain, kalian sungguh memberiku pelajaran yang bahkan tidak akan pernah aku dapatkan jika aku menjadi power ranger pink. Terima kasih buat semua orang yang selalu mendukung apapun yang aku pikirkan dan putuskan sehingga, kali ini dengan bangga aku dapat katakan, aku dapat membuktikan kepada dunia bahwa aku adalah pemimpin yang baik dan berkarakter. *tsah*

Terima kasih banyak buat ESA. Nggak kebayang bakal jadi apa aku kalau aku nggak keterima jadi pengurus ESA. Mungkin jadi mahasiswa kupu-kupu yang nggak tau alur birokrasi super rumit, yang cuma bisa ngeluh dan protes kenapa banyak poster yang menuntut Francien untuk turun dari jabatan dekan di seluruh tembok gedung FIB karena cuma bikin FIB kotor. Hell, hidup nggak cuma tentang bersih atau kotor, rapi atau acak-acakan, beyblade atau power ranger bro.

*intermezzo*
Wika dan temen-temen yang lain pernah bilang semenjak aku jadi ketua pelaksana ESC, aku jadi sering nyuruh-nyuruh dan menjadi pembuat keputusan. Dengan lapang dada aku menerimanya, karena itu memang efek gletser-di-bawah-permukaanku. Dengan bijaksana aku melakukan pembelaan, aku memang jadi sering melakukan perintah dan membuat keputusan tapi, aku selalu berkontribusi di dalamnya..Aku juga ikut bekerja. Bukan semata-mata ongkang-ongkang suruh sana suruh sini sementara yang lain kelelahan bekerja. Karena, kalau kita bisa membantu orang lain, kenapa tidak? Karena, kalau kita bisa melakukan pekerjaan berat untuk meringankan pekerjaan orang lain, kenapa tidak?