Sore hari ini, hujan turun sangat deras. Saya, Wilongko dan Elisugigi (bukan nama sebenarnya) sedang berusaha membekap diri dengan jas anti air karena nantinya kami akan menabuh genderang perang dan membusungkan dada kami, untuk menerjang jutaan tangisan malaikat tak bernyawa itu. 

Wilongko dan saya memilih untuk mengendarai satu kuda. Dan Wilongko saya dapuk untuk mengendalikan kuda tersebut. Saya beruntung, karena Wilongko, membawa 2 jas anti air. Namun sayang seribu sayang, Wilongko lebih memilih untuk tetap tampil stylish daripada berbesar hati mengalah dengan saya. Dia tetap bersikukuh mengenakan jas anti air two suits dan saya dengan sangat terpaksa dan ikhlas serta bertawakal kepada Tuhan untuk menggunakan jas anti air lowo. Elisugigi baik-baik saja. Walaupun ternyata setelah setengah perjalanan dia baru menyadari bahwa celananya basah karena jas anti air two suitsnya robek di bagian tak senonoh. 

Kemanakah saya, Wilongko dan Elisugigi sebenarnya? Mengapa kami berusaha mati-matian menerjang badai balada tangisan malaikat tak bernyawa di sore hari?