Hari yang Cerah Untuk Jiwa yang Sepi

, , No Comments
(from left to right : Elva Sukaisih, mas Iqbal-a Bantuan, Aku, Wika Prol Tape)
Aku dedikasikan sebuah lagu berjudul I Hate Monday yang aku nggak tahu dinyanyikan oleh siapa untuk Senin yang unyu minggu ini. Yap! Op! Op! Oppa Gangnam Style! Bersama jelmaan-jelmaan tunas tebu (selain wanita seksi berkacamata berkerudung hitam ya tentunya) dalam foto hina diatas, kami serta Amin (foto Amin tidak disertakan karena dapat menyebabkan radiasi, impotensi dan gangguan jiwa berlebih), memutuskan untuk menonton Dead Mine sekitar pukul 13.15 WITLM (Waktu Imsak Tinggal Lima Menit). 

Sebagai koloni mahasiswa pas-pas-an baik materi maupun wajah, kami pilih hari Senin karena pasti nomat alias nonton hemat! Dan lalu kemudian setelah itu ketika seraya sebagaimana jika *2 jam kemudian* kami terpaksa harus gigit jari kelingking sebelah kiri karena ternyata Dead Mine nggak sebagus, seheboh, dan sekeren thrillernya! Kami juga terpaksa harus gigit dompet karena meskipun Senin identik dengan nomat dan kita bela-belain menggeledah barang apapun yang kami punya -kali aja nemu uang didalamnya-, mulai tanggal 1 Januari 2013 setelah mengadakan rapat besar dan tahlilan serta tanjidoran bersama ibu-ibu muslimat ranting Klojen, para pemilik bioskop di kota Malang sepakat memutuskan untuk menaikkan harga tiket nomat yang awalnya 20 ribu menjadi 25 ribu rupiah saja. Setelah itu kami memutuskan untuk nggak gigit-gigit karena kami sudah tak punya apa-apa lagi yang layak untuk di gigit.

YIHAA! Layaknya pak-pak penjual balon tetotet keliling yang selalu berhasil menjadi moodbooster batita yang lagi bertengkar rebutan ketan sama kakaknya, Amin sukses mengobati kekecewaanku, kekecewaan mas Iqbal, dan kekecewaan Wika (Elva tetep nggak terima sama konyolnya akhir cerita Dead Mine dan dia berencana ngebom bioskop mengenaskan tersebut dalam waktu dekat ini) karena dia hari ini ulang tahun! *Happy Birthday Min!*.

Bermodalkan uang yang terpaksa dibobol dari rekeningnya sendiri, dengan amat terpaksa, untuk membahagiakan kaum duafa nan nestapa Amin mengajak aku, mas Iqbal, Wika, dan Elva untuk makan di suatu warung lesehan deket bioskop. *singkat cerita* Lalu kami senang (kecuali Elva yang masih bete dan tetep berencana untuk ngebom bioskop tersebut diatas) karena kami kenyang!.

Nggak ada kata apapun dari bahasa apapun yang bisa mengungkapkan betapa senangnya aku hari ini!Lagi, nggak ada kata apapun dari bahasa apapun yang bisa mengungkapkan betapa aku sungguh bersembah sujud syukur kepada Allah karena mendapat kesempatan untuk mengguratkan setitik kenangan dalam hidup mereka!





0 comments:

Post a Comment