I AM OFFICIALLY BACK !!

Well, nggak kerasa sudah di penghujung tahun 2013. Terhitung dari postingan terakhir, bulan Mei, at least sudah 7 bulan nggak nulis apapun kecuali tugas kuliah, catetan rapat selama kepanitiaan dan-- a secret letter. Sebenernya banyak banget pengalaman-pengalaman amazing selama 7 bulan ini yang pengen aku muntahin kesini. Mulai dari konflik tak berkesudahan sama diri sendiri yang tak kunjung membaik dan semakin bikin eneg kayak bau kentutnya Doni, kuliah yang semakin tua semesternya semakin datar banget kobaran semangatnya , rangkaian kepanitiaan yang bikin mental sekuat baja dan tubuh seringkih astor, sampe pengalaman falling in love sama temen kampus yang cukup menguras pikiran-- walaupun ternyata sad ending tapi lumayan lega karena nggak lagi dianggep lesbi sama temen-temen kampus karena kemana-mana sama Wika melulu.

Hell yeah, rasanya bakal bikin hati eneg dan mamel -kayak kentutnya Doni- kalau semua kejadian-kejadian tersebut diatas nggak diceritain satu persatu, so...we'll see :)
I say I am busy when I : have several tasks to be done, have some deadlines, have some events to be done, have to help my mother. ALL DAY LONG.

You say u are busy when you: get on your Skype and Facebook and another social networks, upload lots of your "I hang out every day" photos and share lots of stupid links. ALL DAY LONG.
Entah mengapa aku sungguh enggan untuk mengingat-ingat hari ini, memikirkan kembali semua yang terjadi hari ini. Aku sungguh benc!
MERCURY...
Cracking out, splashing up..the glorious eternal flame
Creeping and Swinging
Burning out the hearts and the lungs
UP, UP, to the air..to the SKY
COLD and SILENT, CRY
Pity pluto
Semoga terjadi! Pasti terjadi kok sebenernya, tapi nggak tau kapan hehe!

Penasaran kan? Pengen banget kepoin aku kan? Jangan lupa follow @salsabilasasmi ya! :)

Jadi ceritanya, dalam beberapa bulan ini aku udah emmm..sekitar tiga kali mimpi ular.
Apa kabar anda yang di Malaysia? 

Instruksi pertama yang harus kalian lakukan setelah membaca kalimat diatas adalah tetap menjaga pikiran agar tetap tenang terkendali tanpa sedikitpun tercemari oleh unsur binal, kemudian minum setengah galon air tajin agar peredaran darah tetap lancar, lalu taburi wajah dengan wijen secukupnya.
Gara-gara keseringan nonton video song covernya Walk Off The Earth, dan tergila-gila oleh kejeniusan si Gianni Luminati dalam bermain musik, pada suatu malam, 5 menit setelah selesai pipis, aku mendapat ilham untuk belajar bermain gitar. Kenapa gitar? Kenapa nggak seruling? Kenapa nggak kendang kempul? Karena yang available di rumah cuma gitar. Kenapa nggak keyboard? Karena keyboard di rumahku sudah menjadi separuh jiwanya bapak.

Berikut adalah cuplikan wawancara salah seorang reporter televisi swasta (yang sedang meliput musibah banjir di Jakarta) dengan seorang warga yang bersikukuh untuk tetap membuka tokonya meski banjir masih melanda kawasan tersebut

reporter : "Selamat siang bapak, bapak namanya siapa?" *sambil menyodorkan gambas mikrofon*
narasumber : "Siang, saya Haji K*** Mu**"
reporter : "Siapa pak?"
narasumber : "Haji K*** Mu**"
reporter : "Baik pak, hari ini kenapa bapak memilih berjualan kates tetap membuka toko?"
 - Penasaran dengan percakapan mereka selanjutnya? klik disini -
Jalan Bandung saat pagi hari
Gara-gara tadi pagi pas jogging hampir keserempet motor, kali ini aku mencoba menguak lebih dalam, dan memuntahkan segala muntahan yang akan termuntahkan ke dalam sebaskom kata-kata selandep bodheng. Intinya, aku ingin menyampaikan kekecewaan dan kekesalanku, bahkan mungkin kekecewaan dan kekesalan semua orang yang tinggal di daerah jalan Bandung; semua orang yang berkantor di daerah jalan Bandung; atau semua orang yang harus melewati jalan Bandung untuk menuju suatu tempat, khususnya pada pukul 7 pagi dan pukul 1 siang. 


Pernah dengerin atau nonton videonya Walk Off The Earth nggak? Kayak pernah denger ya? Iya! Band indie asal Ontario yang beranggotakan 5 orang tak biasa ini sukses memikat hati Rhoma Irama ratusan juta orang di seluruh dunia berkat video cover Gotye - Somebody That I Used To Know yang mereka bawakan secara bombastis tanpa petis awal tahun 2012 lalu. Si suara sekseh Gianni Luminati (ngerasa ada yang aneh gak sama namanya?) langsung membuat aku lemah letih lesu lunglai kutu air kadas kurap panas dalam bibir pecah-pecah tak berdaya ketika aku tahu dia bisa memainkan lebih dari 10 alat musik baik moderen maupun tradisional! Nggak percaya? coba cek deh!

Setelah menikmati video cover Payphone yang sebagian besar bagiannya dinyanyikan oleh si Gianni Luminati, aku jadi inget bapak. Mereka berdua beraliran darah yang sama, tapi bukan berarti si Gianni ini anak bapakku -kakak kandungku -yang telah diculik oleh orang tak dikenal puluhan tahun lalu. Mereka sama-sama berdarah seniman. Sama-sama genius dalam hal apapun yang berbau seni, hanya kebangsaan, tubuh, wajah, serta nasiblah yang membedakan mereka. Kalian sedih nggak? :(

Oke fyi, bapak lihai memainkan beberapa alat musik seperti gitar, bass, piano, keyboard, seruling, harmonika, kendang, kolintang, gamelan dan banyak lainnya. Nggak sampai disitu aja, bapak juga ahli dalam menciptakan lagu beserta liriknya, melukis, dekorasi, dan seni pahat. Itu semua bapak pelajari secara otodidak. Standing ovation-nya dong buat bapakku!

Bapak itu orangnya cerdas, keras kepala, semaunya sendiri, egois, nggak sabaran, pokoknya nggak mau diatur. Seniman banget kan?. Setiap bapak pengen suatu hal, gimanapun caranya, hal itu HARUS terwujud! Nggak heran banyak orang nyerah dan melambaikan tangan pada benda apapun di dekat mereka kalau bapak udah mulai menunjukkan sifatnya itu.

Percaya atau nggak, aku jarang banget ngobrol sama bapak. Kalaupun ngobrol, itupun hanya menyangkut kunci motor + STNK, siapa yang jemput adik, dan tanya ibu pergi kemana kalau aku atau bapak mendapati ibu nggak di rumah. Iya, itu semua nggak bisa dinamakan ngobrol, nggak tau harus disebut apa karena terlalu singkatnya pembicaraan antara aku dan bapak, bahkan mungkin nggak sampe 140 karakter. Kalau kamu bisa menerima dengan tulus ikhlas fakta di atas, berarti kamu juga bisa menerima dengan lapang dada tanpa merasakan perih yang mencuat semburat dihatimu secara signifikan ketika kamu membaca fakta berikut ini, aku pernah nggak ngomong sama sekali dengan bapak selama hampir 3 bulan

Kata ibu, aku punya sifat yang hampir sama dengan bapak, jadi sudah sangat wajar kalau aku dan bapak selalu "otot-ototan" bahkan bertengkar dalam menyikapi suatu hal. Pernah pada suatu waktu, bapak ngotot minta beli keyboard untuk menundukung bisnis yang digelutinya saat itu. Ibu setuju, dengan syarat bapak harus mengajari aku bermain keyboard karena itu akan sangat berguna bagi masa depanku. Minggu pertama setelah dibelinya keyboard unyu itu, aku sudah nggak mau lagi belajar keyboard karena bapak yang sangat tidak sabaran, nggak telaten kata ibu. Sedangkan aku, sampai kapanpun nggak akan pernah bisa belajar dengan cara dibentak atau dimarahi. Tiap aku salah pencet, bapak selalu berbicara dengan nada tinggi "Kamu itu salah!", "Kamu itu gitu aja kok nggak hafal-hafal!", "Setelah pencet itu langsung pencet yang ini! (sambil menarik tanganku dengan kasar)", mangkel nggak? Itu alasan kenapa aku sama sekali tidak menguasai satupun alat musik dengan baik dan benar (kenapa nggak belajar sendiri? karena aku bukan anak yang memiliki jiwa otodidak). Itu juga hal yang mendasari kenapa aku dan bapak jarang berkomunikasi.

Seperti kucing dan anjing, kata ibu. "Kalian itu aneh! Kalau bertemu selalu bertengkar, tapi kalau salah satu belum ada di rumah pasti dicari" adalah kalimat yang sudah sering aku dengar dari mulut ibu seusai aku dan bapak bertengkar. Pernah suatu ketika, aku pulang pukul 11 malam karena ada kegiatan himpunan di kampus. Aku melihat dari kejauhan bapak duduk berjongkok sambil mendengarkan lagu dari handphonenya di depan pagar. Seusai aku memarkir motor, bapak tiba-tiba berkata dengan nada yang *bagiku* kasar dan meninggi, "Kamu itu ngapain aja sampe malem jam segini! Ibumu itu lo bantuen!". Dengan keadaan sungguh letih dan mengantuk, seketika itu juga dadaku terasa panas membuncah, meledak! sangat meledak!. Aku menjawab pertanyaan bapak dengan bentakan dan segera nyelonong pergi.

Jangan tanyakan akhirnya seperti apa, karena aku tahu sifat bapak seperti apa. Jangan pernah tanyakan kapan aku sanggup berkata "Aku sayang bapak", karena demi Allah aku tidak akan sanggup, sungguh aku tidak sanggup membuat diriku benar-benar menangis hingga benar-benar runtuh. Jangan pernah membayangkan aku dan bapak sekarang sedang berdiskusi tentang lirik-lirik lagu puitis yang diciptakan Ariel, karena hingga detik ini, aku dan bapak tetap berdiri tegak di dua puncak terjal kengengsian yang saling berhadapan..dengan menggenggap erat tameng ego kami masing-masing.

bapak
ps : judul awkward aku sematkan pada postingan kali ini, karena ini adalah kali pertama aku menulis tentang bapak

Berdasarkan lagu yang dinyanyikan oleh Lolita diatas, ALay adalah singkatan dari Anak Layangan, dikatakan anak layangan karena mungkin dia sering bermain layang-layang baik siang maupun sore hari sehingga menyebabkan rambut mereka berwarna merah dan kulit kusam (bahasa Jawa-nya mblekawus, mbambes, mblendhes, dan banyak lainnya), sama seperti yang dialami oleh anak-anak yang suka nongkrong di perempatan jalan untuk ngamen dan minta-minta uang setiap lampu merah. Namun, layaknya antivirus Smadav yang terus-terusan harus di-upgrade, beberapa tahun terakhir ini, kata alay telah memiliki arti yang superluas seluas samudra Hindia!

Bisa dikatakan alay, jika kamu menggunakan kata-kata dengan huruf-huruf yang seharusnya -bahkan dengan kombinasi angka yang diklaim memiliki bentuk hampir sama dengan huruf-huruf tertentu- tidak perlu ada dalam kata-kata tersebut. Mau contoh? ini dia! *disarankan untuk menyiapkan mental dengan membakar dupo di klentheng terdekat sebelum melihat dan membaca foto dibawah ini!*






Bisa dikatakan alay, jika kamu berfoto dengan menggunakan pose-pose tertentu yang bikin orang lain ngakak, gerah, risih, muntah, atau nge-unfollow kamu (follow @salsabilasasmi ya!) ketika mereka melihat fotomu. mau contoh lagi? *nggak akan memperingatkan kamu lagi, kamu bebal sih!*

Masih kuat baca? oke! Gimana sih ciri-ciri anak alay itu? Cukup pencet tombol power TV kalian lalu pilih channel tertentu pada rentang waktu pukul 8 hingga 10 pagi. Tunggu 15 menit, kocok, panaskan dengan suhu 75 Fahrenheit, lalu tuangkan secara merata pada muka anda. Kamu bisa menemukan beberapa stasiun tv yang menyiarkan acara musik yang sarat akan penonton yang bisa dikatakan alay!

Oke, setelah aku bawa kamu ke langit ke tujuh dan menertawakan perilaku para alay di muka bumi ini, mari kita kembali kepada diri kita, kembali ke jiwa kita masing-masing. Putar otakmu sebanyak 15 kali dengan kisaran 37,5 derajat sejauh 5 km. Pernahkah kamu melakukan sesuatu di masa lalu, yang jika kamu pikirkan lagi secara baik-baik, muncul celetukan "Duuh lapo se aku biyen koyok ngono?", "Ck, harusnya aku nggak perlu memilih cara itu untuk menyelesaikan masalah se-sepele itu", "Aku dulu kok gitu banget ya? padahal kalo aku gini pasti aku masih ginigitu". Cobalah tenggelam lebih dalam, ketika kalian SD, SMP, atau mungkin SMA, kamu bersama beberapa teman membuat sebuah geng *dengan nama alay tentunya* kemudian pada suatu waktu kamu bentrok dengan -sebut saja- Cuplis, salah satu anggota geng *yang namanya tidak kalah alay* lainnya karena si Cuplis merebut jajanan favoritmu, seplastik Ribut berkadar MSG tinggi setinggi angkasa seharga 500 rupiah, yang kala itu tinggal 1 bungkus di kantin sekolah. Kalian bertengkar hebat, mulai twit war sampe labrak-labrakan di belakang pasar. Akhirnya setelah melakukan diskusi antar geng yang cukup alot sealot ontong panggang, kamu dan Cuplis dikeluarkan dari geng masing-masing demi nama baik ibu kantin penjual jajan ribut tersebut. Kemudian kalian meutuskan untuk berhenti sekolah dan berjualan kates. Udah alay belum ceritaku?

Kembali lagi ke jiwamu. Dengan tulus ikhlas, qonaah, mawadah, warrohmah, akuilah bahwa aku, kamu, kalian, kita semua, pernah mengalami masa-masa alay. Alay itu bukan selamanya milik golongan tertentu, alay itu bukan virus, alay itu bukan sesuatu hina, alay itu bukan yang harus kita hindari. Alay itu sebuah paradigma terpopuler di Indonesia (FYI diluar negeri nggak ada bule yang dibilang alay waktu mereka posting foto dengan gaya emo atau foto dengan posisi kamera diatas kepala). Aku jgagh 5eTuju B4n9getsz sama teori Raditya Dika yang bilang kalo alay itu bagian dari masa pertumbuhan kita, Bayi-anak-remaja-alay-dewasa. Jadi, sebaiknya nggak perlu deh kamu bilang "duh ualay on arek iki" ketika kamu lihat di timeline ada temen meng-upload foto dengan ciri-ciri seperti foto mas-mas berambut klimis diatas. Karena bisa aja, bagi orang-orang yang ada di sekitar kamu, kamu masih dalam fase alay lebay serta jijay. Jadi, tetaplah seperti orang yang tertidur di bis, makin ngantuk makin merunduk. Tapi jangan khawatir, semakin sering kamu mengingat masa lalu dan menyimpulkan bahwa kamu alay, maka itulah momen termanis dalam hidupmu! Karena itu tandanya kamu telah semakin bertambah dewasa dalam menyikapi sesuatu hal. Tentunya dibarengi dengan keinginan serta kemauan kuat untuk meperbaiki diri agar menjadi makhluk Tuhan yang lebih baik dong ya! Mari kita introspeksi diri!
(from left to right : Elva Sukaisih, mas Iqbal-a Bantuan, Aku, Wika Prol Tape)
Aku dedikasikan sebuah lagu berjudul I Hate Monday yang aku nggak tahu dinyanyikan oleh siapa untuk Senin yang unyu minggu ini. Yap! Op! Op! Oppa Gangnam Style! Bersama jelmaan-jelmaan tunas tebu (selain wanita seksi berkacamata berkerudung hitam ya tentunya) dalam foto hina diatas, kami serta Amin (foto Amin tidak disertakan karena dapat menyebabkan radiasi, impotensi dan gangguan jiwa berlebih), memutuskan untuk menonton Dead Mine sekitar pukul 13.15 WITLM (Waktu Imsak Tinggal Lima Menit). 

Sebagai koloni mahasiswa pas-pas-an baik materi maupun wajah, kami pilih hari Senin karena pasti nomat alias nonton hemat! Dan lalu kemudian setelah itu ketika seraya sebagaimana jika *2 jam kemudian* kami terpaksa harus gigit jari kelingking sebelah kiri karena ternyata Dead Mine nggak sebagus, seheboh, dan sekeren thrillernya! Kami juga terpaksa harus gigit dompet karena meskipun Senin identik dengan nomat dan kita bela-belain menggeledah barang apapun yang kami punya -kali aja nemu uang didalamnya-, mulai tanggal 1 Januari 2013 setelah mengadakan rapat besar dan tahlilan serta tanjidoran bersama ibu-ibu muslimat ranting Klojen, para pemilik bioskop di kota Malang sepakat memutuskan untuk menaikkan harga tiket nomat yang awalnya 20 ribu menjadi 25 ribu rupiah saja. Setelah itu kami memutuskan untuk nggak gigit-gigit karena kami sudah tak punya apa-apa lagi yang layak untuk di gigit.

YIHAA! Layaknya pak-pak penjual balon tetotet keliling yang selalu berhasil menjadi moodbooster batita yang lagi bertengkar rebutan ketan sama kakaknya, Amin sukses mengobati kekecewaanku, kekecewaan mas Iqbal, dan kekecewaan Wika (Elva tetep nggak terima sama konyolnya akhir cerita Dead Mine dan dia berencana ngebom bioskop mengenaskan tersebut dalam waktu dekat ini) karena dia hari ini ulang tahun! *Happy Birthday Min!*.

Bermodalkan uang yang terpaksa dibobol dari rekeningnya sendiri, dengan amat terpaksa, untuk membahagiakan kaum duafa nan nestapa Amin mengajak aku, mas Iqbal, Wika, dan Elva untuk makan di suatu warung lesehan deket bioskop. *singkat cerita* Lalu kami senang (kecuali Elva yang masih bete dan tetep berencana untuk ngebom bioskop tersebut diatas) karena kami kenyang!.

Nggak ada kata apapun dari bahasa apapun yang bisa mengungkapkan betapa senangnya aku hari ini!Lagi, nggak ada kata apapun dari bahasa apapun yang bisa mengungkapkan betapa aku sungguh bersembah sujud syukur kepada Allah karena mendapat kesempatan untuk mengguratkan setitik kenangan dalam hidup mereka!





halo! hai! ah! uh! ohoh! 

Oke, kalo kamu udah baca 2 macam kata sapaan dan 3 macam kata desahan diatas dan kamu merasa nggak kuat, aku saranin kamu pindah ke blog lainnya yang kalo kamu search di Google bakal nangkring di urutan pertama dengan batang berwarna hijau panjang sebanyak tiga buah, yang artinya most recommended. Aku nggak saranin kamu melambaikan tangan pada kamera. Karena emang nggak ada kamera dan hapeku cuma Nokia sejenis 3315 yang lebih sering dipake buat ngganjel pintu toilet daripada dipake buat talipun. Ups! salah, maksudku telipun. tilepun. Salah ya? Tilpun. Telupin. Tulepin. Teploin. Tel..tel..telettubies.

Masih kuat? Oke! kita lanjhuutt~~ *disarankan untuk tarik nafas dulu dan ucapkan syahadat sebanyak mungkin*

HAI!Nggak usah tanya siapa nama lengkapku atau nama panggilanku ya, karena percaya atau nggak aku punya lebih dari 35 nama panggilan saat SMA, dan sekarang aku sudah semester 3 dan akan berkepala dua 2 bulan lagi. Nggak kebayang kan udah berapa nama panggilan yang aku punya sekarang? kebayang nggak? nggak kebayang? yaudah.

oke! oke! panggil saja aku SusmehSekseh. Pasti kalian bertanya-tanya, kenapa aku muncul di dunia blog? kenapa? kenapa musibah ini terjadi begitu cepat? kenapa? Salahkan saja mas Fakhri dan mbak Fatimah yang berhasil membuat hasrat nulisku semakin membuncah hari demi hari. Siapakah mereka? Nggak tau, tanyakan saja sama mbak-mbak operator 108.

Jadi, bisa dibilang ini adalah hari pertamaku nulis di blog ini. Aku tahu, aku tahu, aku sangat tahu! Sebagai awalan tulisan ini sangatlah kacau. Sekacau kamarku, wajahku, juga hidupku. Terima kasih sekali kepada pihak-pihak yang memiliki mental sekeras dan sealot hape Nokia 3315 yang berjuang sekuat tenaga hingga terseok-seok, pontang-panting tak karuan hanya untuk membaca tulisan aneh ini hingga akhir kalimat, hingga tanda baca yang terakhir.